Wednesday, June 25, 2008

Spanyol Dikepung Para Runner-Up

It's kinda late to write this feature, but whattacare, i'm not writing newspaper, it's a blog, remember? Hehehe... Bukannya supaya tidak dibaca, tapi murni kurang waktu luang aja; ok, let's start!

Semifinal Euro kali ini cukup unik. Bukan berarti semifinal di Euro sebelumnya kurang unik, tapi mungkin baru kali ini mendadak muncul suatu kebetulan yang hampir menjadi pembenaran menyeluruh: SEMUA runner-up grup (ada kecualinya: Spanyol) maju ke semifinal: Turki (A), Jerman (B), dan Rusia (D). Hmm, tidak ada wakil dari grup neraka??? Yups, mereka semua terbakar di kawah candradimuka selama 3 partai, sehingga setelah keluar dari sana, yang tersisa hanyalah sanga...

Kebetulan yang terlalu dipaksakan? Tidak juga, kalau saja Anda mau perhatikan. Ketiga tim runner-up tersebut tidak mengendurkan gasnya di 3 pertandingan awal, selalu mencari formasi terbaik yang sempurna dan cocok dengan ramuan strategi sang pelatih. Mereka menjaga momentum, menjaga ritme permainan, sampai memperhitungkan grafik permainan, yang diharapkan akan mencapai klimaks di final 4 hari lagi. Jika ada halangan, itu adalah karena akumulasi kartu dan cedera pemain. Runner-up terakhir yang tidak lolos, Italia, merasakan pahitnya kehilangan -- bukan satu, melainkan -- dua pemain inti, sehingga gagal menciptakan sejarah di Euro kali ini.

Jerman harus menunggu Bastian Schweinsteiger untuk segera pulih -- sialnya begitu pulih, ia terkena hukuman kartu merah -- serta terus menunggu sampai Michael Ballack dan Miroslav Klose mencapai puncaknya; sedangkan Portugal terlalu sombong untuk menurunkan tim intinya dalam tiga partai berturut. Turki kehilangan bek kanan Sabri Sarioglu di partai awal, sehingga cukup mengganggu keseimbangan; dan Kroasia menganggap kemenangan melawan Jerman sangat besar, sehingga kalau bisa, mereka mau berhenti di situ saja dan tidak melanjutkan sisa kompetisi ini. Rusia bermain di dua partai awal tanpa tarian Andrei Arshavin yang memabukkan, sedangkan Belanda bermain-main dengan nasib ketiga tim lainnya di grup mereka untuk lolos dari "neraka".

Dari ketiga kandidat juara ini, saat ini bisa dibilang Turki lah yang paling sial, karena dengan jumlah pemain terhukum akibat akumulasi kartu yang meningkat serta badai cedera, akhirnya stok pemain untuk menghadapi Jerman HANYA 13 orang. Dengan baluan semangat militan yang mereka miliki, mereka masih mungkin mengejutkan Eropa. Namun, Jerman tetap sedikit diuntungkan, terutama bila ternyata lawannya telah lelah dan melewati klimaks permainan mereka.
Calon finalis: JERMAN, perpanjangan waktu.

Sekaranglah saatnya bagi Spanyol untuk merasakan dampak kehadiran Arshavin bagi tim Beruang Merah. Luis Aragones akan berpikir keras bagaimana meredam permainan Rusia yang sangat dinamis dalam menyerang dan bertahan, ketika di saat yang sama timnya belum mampu mengeluarkan permainan terbaik yang membuat mereka pantas diunggulkan. Skor 4-1 di pertemuan pertama akan coba dibalik oleh pasukan Guus Hiddink, sedangkan Si Bijak dari Hortoleza akan mempertaruhkan ke-"bijak"-kannya di hadapan calon master Total Football yang baru.
Calon finalis: RUSIA, waktu normal.

6 comments:

Free Savannah said...

Tbh, I didn't really watch the game. I knew Germany would win; it was just a matter of on which minute in the possible match time. So, I was kinda drifting in between dream land and consciousness. But, vaguely, I saw Turkey gave Germany a hell of a fight :D I think, the type of game and character that can match Germany, now that Turkey's gone, is only Russia. Spain has no bones for combat with the Germans.

binshaq said...

Sayang Stip, tarian Arshavin gak keluar pada saat menghadapi Spanyol. Mungkin mentalnya lebih berani untuk menari apabila hanya melewati Ooijer dan Mathijsen dibanding harus melewati Puyol dan Marchena yang lebih punya nama besar.

Piss ah, amigo we're going to the final.

Steve said...

well, that's bad, realll bad... bukan mental, karena bek spanyol ga lbh bgs dr belanda (kecuali ramos), tp mgkn dgn 2 striker, mereka bisa create serangan yg buat rusia ga tlalu all-out-attack

CREDIT to aragones!

Free Savannah said...

Terbukti ternyata Arshavin emang kalah cemerlang dibandingkan nama-nama besar Spain. Tapi emang gue juga bilang gitu bukan ya di mana2 :P

Gue masih berpikir Jerman yang akan juara klo lawannya Spanyol. But then again, I have no concern to prove myself right or smarter ;-) Klo Spain yang juara juga, no big deal buat gue. Gue gak suka jerman dan bukan fans spain. Whoever win, I won't go hysterical.

Congratulation Spain. You played very well, you deserved to go to the final.

binshaq said...

Bek Spanyol gw akuin secara overall gak jauh-jauh amat dibanding bek Belanda. Biasanya bek-bek tim yang punya filosifis menyerang emang kayak gitu kebanyakan (Brazil dan Argentina juga kan?).

Rusia sepertinya bingung bagaimana cara menghadapi Spanyol tadi malam. Mau main total football seperti di perempat final, resikonya terlalu besar. Mau main bertahan, mereka gak bisa sebaik Italy atau Prancis.

Anyway, it will be a good final (from my perspective). Dah lama gak disuguhin final menarik sejak Brazil vs Jerman WC 2002.

Gw menganggap di final nanti Spanyol bakalan jadi underdog ketimbang Jerman (bukan ngeles buat jadi alasan kalo Spanyol kalah loh:p).

Nulis lagi ah ntar, lagi riset untuk NBA DRAFT PICK nih.:p

Steve said...

woiiii, malah ribut di sini, owner bete neeehhh!!
mbok ya posting aja di luar, biar dibaca, ama ulasan masing2 :O

again, no more provoking!